- Halo, boleh kasih perkenalan sedikit tentang siapa itu Septian Fajar?
Halo, saya Septian Fajar atau biasa dipanggil Fajar. Saat ini saya sedang bekerja sebagai Social MBA Change Officer di salah Satu organisasi internasional yang berfokus pada kesejahteraan dan hak asasi anak-anak dan wanita. Karena pekerjaan, saat ini saya menetap di kota Kupang di Nusa Tenggara Timur, dan karena pekerjaan ini juga saya banyak menghabiskan waktu di Indonesia Timur. Sebagai Social Change Officer, pekerjaan saya ini kurang lebih seperti di bidang komunikasi, tapi di posisi ini saya harus menjembatani key message dan intervensi dari organisasi internasional ini langsung ke masyarakat. Seperti mengkomunikasikan program-program yang diadakan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program-program tersebut.
- Apakah Fajar bisa bilang bahwa saat ini Fajar menjalani hidup yang Fajar impikan?
Indeed! Saya sedang menjalani kehidupan yang saya impikan. My dream life is when I wake every morning, I’m excited with what I’m doing, and right now I am excited with what I’m doing everyday.
- Bagaimana awalnya Fajar bisa bekerja di bidang ini?
Sebenarnya ini adalah proses yang panjang. Background pendidikan saya adalah Geological Engineering di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, biasanya lulusan dari jurusan ini akan bekerja di perusahaan-perusahaan minyak, gas, dan pertambangan, yang mana sangat berbeda dengan profesi yang saya jalankan saat ini. Turning point saya memilih profesi yang berbeda ini adalah saat saya menjalankan program magang dari kampus di Belitung. Di sana saya berada di dalam komunitas yang tidak mendapatkan banyak akses ke pendidikan, kesehatan, dan teknologi modern. Sebuah hal yang lumayan membuat saya kaget dan menyadari betapa beruntungnya saya selama ini hidup di kota besar dan maju.
Dari situ saya bertekad ingin bekerja untuk membangun dan membuat akses-akses modernitas lebih mudah bagi komunitas-komunitas di Indonesia. Pekerjaan pertama saya adalah di IDEP Foundation di Ubud dan sejak itu saya selalu bekerja di organisasi-organisasi nirlaba, salah satunya adalah Palang Merah Internasional.
- Bisa dibilang, berarti sekarang pekerjaan Fajar sesuai dengan apa yang diinginkan Fajar, yaitu membuat perubahan?
Bekerja untuk membuat perubahan adalah impian saya 10 tahun lalu saat saya berusia di awal 20-an. Tapi sekarang saat saya sudah menjalani itu semua, saya sadar bahwa membuat perubahan adalah hal yang sangat rumit dan banyak permasalahan yang tidak semudah itu diselesaikan karena berakar dari hal yang juga sama rumitnya. Tapi yang saya sadari saat ini adalah saya memiliki skill set yang bisa saya pergunakan untuk berkontribusi dalam mengadakan perubahan, karena perubahan ini adalah suatu yang tidak bisa saya lakukan sendirian.
- Dengan perbedaan antara latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang Fajar lakukan sekarang, kenapa Fajar yakin memilih mengejar keinginan dan mimpi Fajar?
Yang saya sadari adalah saya beruntung terlahir dengan privilege. Orangtua saya sangat suportif dan itu sendiri adalah sebuah privilege yang sangat besar. Saat saya memilih untuk mengejar keinginan dan mimpi saya, saya punya kebebasan dan sampai saat ini pun ketika saya harus memilih apa langkah saya selanjutnya, saya bisa bebas menentukan pilihan. Ini adalah sebuah keberuntungan yang saya miliki.
- Apakah Fajar ada rasa takut ketika memilih mengejar keinginan Fajar?
Tidak, karena saya yakin tidak ada yang sia-sia. Meskipun latar belakang pendidikan saya bertolak belakang dengan keinginan saya, tapi saya yakin apa yang saya pelajari ini pasti akan membantu saya menjalani pekerjaan. Intinya adalah karena saya yakin tidak ada yang sia-sia maka saya juga yakin dengan jalan yang saya pilih. Tapi yang juga penting karena saya percaya kita harus menemukan dan membuat kesempatan-kesempatan dalam hidup, kita tidak bisa hanya duduk menunggu kesempatan untuk datang kepada kita dan kita harus punya gol apa yang ingin kita lakukan.
- Apakah ada satu project yang membuat Fajar tersadar bahwa saat ini Fajar sedang mengerjakan apa yang selalu Fajar inginkan?
Ada. Itu adalah project World’s Children Day 2021, di mana saya bekerja dengan anak-anak di Kupang sini untuk membuat pameran fotografi menggunakan kamera analog. Yang seru di sini adalah para anak-anak tersebut tentunya tidak familiar dengan kamera analog jadi mereka belajar untuk menggunakan kamera tersebut dan mengambil foto kehidupan sehari-hari mereka. Ketika foto-foto tersebut dicetak dan dipamerkan ternyata menghasilkan sebuah pameran yang bagus dan diapresiasi semua kalangan. Mulai dari keluarga anak-anak tersebut hingga pemerintah setempat. Tapi yang paling membuat saya senang adalah karena berhasil mengajarkan anak-anak ini tentang hal baru dan mereka bisa membuat karya dari hal tersebut.
- Pertanyaan terakhir, apakah Fajar punya saran untuk mereka yang sedang mengejar mimpi mereka?
Don’t limit yourself. Cari tahu apa yang terbaik untuk kamu dan apa yang benar-benar kamu sukai. Tetap punya gol dan berusaha untuk mencapai gol tersebut tapi tetap buka dirimu untuk banyak kesempatan lain dalam hidup karena ada banyak cara untuk kamu bisa mencapai mimpimu. Buka dirimu untuk banyak hal dalam hidup dan terus beri dirimu ilmu-ilmu baru.