Sebagai bagian dari Instructor Appreciation, BTC menghadirkan seri ngobrol-ngobrol dengan instruktur BTC. Tema Beyond the Classroom di Instructor Appreciation tahun ini membawa kamu mengenal para instruktur lebih dari sekedar sosok yang mengajar di kelas.
Hari ini, kita ngobrol dengan Ms. Lily tentang bagaimana merawat hewan peliharaan. Yuk, simak kisah Miss Lily bersama hewan peliharaannya.
- Hi Miss Lily, ceritain tentang hewan peliharaan Miss Lily, dong!
Tahun ini saya baru saja ditinggal anjing saya. Dia meninggal karena sudah tua. He was 16 years old. Lumayan tua untuk ukuran anjing lokal. The family hasn’t moved on from him, to be honest. We cremated him and he’s always in the living room, still guarding us. Kami belum move on karena dia anjing yg sangat baik, mungkin once in a lifetime. He would bark if it looked like we would hurt anyone (even guests he knew for only 5 minutes!) – of course we only had fun teasing him. He learned how to communicate, even knew some words, on his own, no trainer. He never ran away. Maybe because he enjoyed being around the family so much. We had an animal communicator read him when he started to get sick. His favourite time was when we’d gather and have some tea and snacks together. He was definitely a part of the family, not just a pet. - Apakah menurut Miss Lily hewan peliharaan adalah bagian penting dalam hidup Miss Lily?
Ya, karena mereka bukan hanya menjaga dan menjadi penghibur di rumah, tapi juga membuat kita menjadi orang-orang yang lebih baik karena harus belajar bertanggung jawab dan membentuk mereka menjadi pet yang baik tapi berkarakter. Almost like having a child, really. - Berapa usia Miss Lily waktu punya hewan peliharaan pertama kali?
We’ve had a string of dogs as pets since I can’t remember when. Definitely since I was a baby. - Nah, apa pendapat Miss Lily tentang animal welfare atau kesejahteraan hewan?
Animal welfare itu penting tapi karena masyarakat kita masih antroposentris – berpusat pada manusia – jadi sampai sekarang masih sulit untuk ditegakkan. Sejauh ini perspektif yang membantu kesejahteraan mereka hanyalah ketika mereka sebagai pet atau endangered species. Jadi untuk binatang-binatang yang tidak masuk kedua kategori itu, kehidupan mereka sulit. Seringkali, kesulitan itu by-product masalah yang kita ciptakan, alih fungsi lahan, misalnya. Gajah Sumatera harus merusak lahan pertanian karena ekosistem mereka dirusak oleh petani-petani pemilik lahan yang awalnya adalah hutan. Tapi memang satu-satunya penyelesaian yang diketahui warga adalah dengan membunuh gajah-gajah tersebut. - Apa Miss Lily punya pesan atau saran untuk mereka yang sedang mempertimbangkan untuk punya hewan peliharaan?
Pastikan kita memiliki sumber daya untuk merawat mereka, termasuk sumber daya emosional dan finansial. They need so much more than just food and some pats. Mereka butuh vaksin, perawatan dari penyakit, stabilitas emosi pemilik dan lingkungan tetangga yang menerima mereka. Tapi mungkin yang paling mereka butuhkan adalah kemauan pemilik untuk terus belajar dan melihat mereka sebagai bagian dari keluarga.